Well, terlepas dari semua itu, ternyata hujan itu ada penyebabnya, ada yang membuat, dan ada yang merencanakan (kayak proker aja). Menurut kepercayaan bangsa Nozomika, hujan diatur oleh seorang dewi hujan yang mereka percaya bisa menciptakan hujan sekaligus menghalangi terjadinya hujan di suatu tempat. Mereka biasa menyebutnya Ratih Kumalanimbus, Sang Dewi Hujan (Ratih Kumalanimbus, The Goddess of Rain). Menurut mereka, Ratih Kumalanimbus bisa membuat awan kumalanimbus (orang Jawa biasa menyebutnya sebagai awan kumulonimbus) yang mereka percaya merupakan awan penyebab terjadinya hujan.
Menurut Wadda, seorang pendeta sekaligus ahli Geografi bangsa Nozomika, awan kumalanimbus eh... kumulonimbus eh... atau mbus-mbus apalah itu... adalah awan besar yang berkembang secara vertikal berbentuk seperti gunung atau menara dengan ketinggian antara 0,5 sampai 18 km di atas permukaan laut. Pada bagian atas awan kumalanimbus eh... kumulonimbus eh... atau mbus-mbus apalah itu... berserat dan sering menyebar. Awan ini mengandung tetes hujan yang besar sehingga dapat menimbulkan terjadinya hujan secara tiba-tiba. (mohon diingat, barangkali keluar pada soal UN Geografi tahun ini)
Sekarang, bagaimana dengan kita sendiri, umat Islam? Seperti yang kita ketahui bahwa semua fenomena alam, termasuk hujan, adalah Allah yang mengaturnya. Kita tidak bisa menyebutkan bahwa Ratih Kumalanimbuslah yang mengatur terjadinya hujan di muka bumi ini (maap ye Tih, gue nggak bermaksud nyakitin hati lo. Tapi mau gimana lagi, lha wong yang ngatur hujan di bumi itu Allah kok. Lo juga harus percaya ye). Sebagai seorang mukmin, kita harus percaya bahwa Allah-lah yang mengatur semua yang ada di alam semesta ini. So, gimana menurut kalian?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar